SANGTORAYAN, iNews.id - Setelah 7 bulan bertahan di tenda pengungsian, 26 KK korban banjir bandang di Malangke, mendapat hunian sementara (Huntara) dari Crisis Center Gereja Toraja.
Peresmian huntara sebagai bentuk membawa Injil yang konkrit tersebut, dilaksanakan di lokasi huntara, Malangke, Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Sabtu (29/7/2023).
Ketua Umum, Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja, Pdt. Dr. Alfred Anggui mengatakan 26 unit huntara yang dapat ditingali saat ini menjadi sukacita bagi semua.
"Huntara sudah ada, sekarang saatnya memikirkan untuk kelanjutan perekonomian warga. Kami berharap ada yang tergerak untuk membantu bibit padi, jagung dan alat pertanian," sebutnya.
Foto: Krisnawati Ranteallo/iNews.id
Agustina, lansia berumur 63 tahun, yang merupakan salah satu penerima huntara, mengucapkan rasa syukurnya.
"Saya berterima kasih akhirnya boleh memiliki rumah lagi. Rumah yang dulu sudah hanyut terbawa air banjir," ucapnya.
Foto: Krisnawati Ranteallo/iNews.id
Ketua Crisis Center Gereja Toraja (CCGT) Pdt. Yusuf Paliling menyampaikan terima kasih atas bantuan, dukungan dan doa dari semua pihak sehingga 26 Huntara dapat selesai dengan baik.
"Hal ini boleh terlaksana atas dukungan banyak pihak, terima kasih kepada sahabat-sahabat di CCGT, CCGT Tana Luwu melalui klasis-klasis se-wilayah I Tana Luwu," tutupnya.
Diketahui sebelumnya, Sungai Rongkong yang meluap pada 16 Desember 2022 lalu, menyebabkan banjir bandang yang menggenangi beberapa desa di Kabupaten Luwu Utara.
Salah satunya terdampak pada 26 KK tersebut, sehingga mengungsi ke wilayah yang aman dari genangan air di halaman Gereja Ebenhaezer Tibussu, Klasis Malangke.
Editor : Jufri Tonapa
Artikel Terkait