Pernah Disandera Tentara Merah Jepang
Kardono pernah terjebak dalam drama pembajakan pesawat. Pada tanggal 28 September 1977, Kardono dan istrinya naik pesawat Japan Airlines DC-8 dari Prancis menuju Tokyo dengan transit di Bombay (sekarang Mumbai), India.
Namun, setelah lepas landas, pesawat tersebut dibajak oleh Tentara Merah Jepang, sebuah kelompok militan komunis dari Jepang. Mereka meminta tebusan dalam jumlah miliaran rupiah dan pembebasan rekannya yang ditahan di penjara.
Pesawat kemudian dipaksa untuk mendarat di Dacca (sekarang Dhaka), Bangladesh. Di tengah ketakutan, istri Kardono merasa tidak enak badan dan meminta untuk dikerok di bagian tengkuknya.
Saat dikerok, muncul darah yang berwarna merah kehitam-hitaman. Para pembajak yang tidak mengerti pengobatan kerok akhirnya memenuhi permintaan mereka dengan menurunkan istri Kardono beserta 117 penumpang lainnya.
Namun, Kardono sendiri tidak termasuk dalam kelompok yang dibebaskan. Ia tetap menjadi sandera dan dibawa ke Kuwait, kemudian ke Damaskus sambil para pembajak bernegosiasi dengan pihak lain.
Setelah mengalami masa penyanderaan selama 132 jam, Kardono dan sisa sandera lainnya akhirnya dibebaskan di Aljir, Aljazair.
Selain dikenal sebagai seorang jenderal TNI AU yang sukses, Kardono juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum PSSI. Hasilnya cukup signifikan, di mana timnas Indonesia yang prestasinya menurun selama beberapa dekade, berhasil mencapai babak semifinal Asian Games 1986.
Setahun setelah itu, timnas Indonesia berhasil meraih medali emas di SEA Games 1987. Di babak final, tim Garuda berhasil mengalahkan Malaysia dengan skor 1-0.
Kesuksesan serupa juga diraih pada SEA Games 1991. Timnas Indonesia berhasil meraih medali emas setelah mengalahkan Thailand 4-3 melalui adu penalti. Pada tanggal 25 November 1991, Kardono melepaskan jabatannya sebagai Ketua Umum PSSI.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait