Makassar, Inews.id - Isu kotak kosong dalam pemilihan gubernur (pilgub) Sulsel yang mengemuka kembali belakangan ini mendapat perhatian tokoh budaya Annar Sampetoding.
adanya bakal calon yang di sebut akan memborong semua parpol pemilik kursi dprd Sulsel dinilai berdampak pada tidak berjalannya proses demokrasi.
Menanggapi hal tersebut, calon Gubernur Sulsel Annar Salahuddin Sampetoding mengatakan akan membuat forum penyelamat demokrasi sulsel, dalam forum tersebut nantinya akan bersama para tokoh Sulsel menyikapi perkembangan politik hingga isu kotak kosong dalam pemilihan Gubernur.
" Dalam waktu dekat ini saya akan mengadakan forum bersama para tokoh Sulsel untuk menolak kotak kosong di Pilgub, agar demokrasi tetap berjalan dan rakyat Sulsel punya pilihan dalam menentukan pemimpinnya." ucap Annar Sampetoding, Rabu (24/07).
Lebih jauh Annar Salahudin Sampetoding menambahkan, Indonesia sebagai negara demokrasi yang berdaulat adil dan makmur untuk rakyat tentunya tidak sejalan dengan kotak kosong dalam pemilihan, pasalnya menurut tokoh pemersatu budaya ini, rakyat Sulsel khususnya sudah cerdas dalam memilih calon pemimpin.
" yang harus kita ingat pesta demokrasi lima tahunan itu di kenal dengan nama PEMILIHAN CALON KEPALA DAERAH, sehingga kata pemilihan itu artinya lebih dari satu calon yang maju to, rakyat bebas menentukan pilihannya karena lebih dari satu pasangan saja dan bukan calon tunggal." jelas Dewan Pakar PKS ini.
Annar juga menegaskan bahwa adanya forum tersebut nantinya untuk menyatukan pemikiran untuk demokrasi di provinsi Sulawesi Selatan.
" forum itu hadir untuk mengembalikan rel demokrasi di Sulsel, terlepas nanti siapa yang jadi pemimpin selama lima tahun berdasarkan pilihan rakyat dan bukan kotak kosong belaka." tegasnya.
Dikutip dari media, Pengamat Politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Prof Sukri Tamma, memberikan hitung-hitungannya terkait potensi menangnya kotak kosong dalam Pilgub Sulsel 2024.
Kondisi ini ditentukan oleh dinamika partai politik yang ada di Sulsel. Prof Sukri menjelaskan bahwa beberapa partai politik telah memberikan rekomendasinya kepada pasangan Andi Sudirman Sulaiman dan Fatmawati.
"Menurut saya, saat ini memang hanya ada beberapa Partai yang akan menjadi penentu, apakah kemudian di Sulsel kotak kosong atau tidak," ujar Prof Sukri kepada media Rabu (24/7/2024).
Dikatakan Prof Sukri, hal tersebut membuat persaingan semakin ketat, karena untuk menghindari kotak kosong, partai-partai lain harus segera mengkonsolidasikan dukungan mereka terhadap calon lain yang kompetitif.
"Kan beberapa Partai sudah jelas menunjukkan rekomendasinya kepada Andi Sudirman Sulaiman dan Fatmawati sehingga tinggal menunggu lawan," sebutnya.
Tambahkan, jika ada penantang pasangan Andi Sudirman dan Fatmawati, maka tidak ada jalan lain kecuali sisa-sisa Partai yang ada bersatu. "Tidak ada jalan lain kecuali sisa-sisa Partai yang belum memberikan rekomendasi kepada AS-Fatmawati untuk bersatu," tukasnya.
Menurut Prof. Sukri, seandainya partai-partai yang belum memberikan rekomendasi bersatu, masih ada peluang untuk menghadirkan kompetisi yang seimbang. "Artinya kandidat yang ada selama ini harus bersatu. Dengan demikian sangat mungkin misalnya akan terjadi penyatuan kekuatan.Terutama dalam menghadapi wacana kotak kosong di Pilgub Sulsel," tutupnya.
Editor : Jufri Tonapa