get app
inews
Aa Read Next : Jumat Berkah, Polres Solok Rutin Bagikan Ratusan Paket Sembako di Masjid-masjid

Tentara Merah Jepang Menyandera Marsdya Kardono 132 Jam, Istrinya Dibebaskan karena Kerokan

Minggu, 16 Juli 2023 | 14:26 WIB
header img
Marsdya Kardono pernah disandera tentara merah Jepang. Foto: Ist

JAKARTA, iNews.id - Marsekal Madya (Marsdya) (Purn) Kardono memiliki cerita menarik saat pernah menjadi sandera Tentara Merah Jepang.

Kejadian tersebut terjadi pada tahun 1977. Kardono adalah seorang putra asli Desa Godean, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Ia lahir pada tanggal 21 Mei 1927 dan berasal dari keluarga petani.

Meskipun demikian, dia beruntung karena dapat mengecap pendidikan formal. Kardono memulai pendidikan dasarnya di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) Yogyakarta, sebuah sekolah khusus pribumi pada zaman penjajahan Belanda.

Setelah lulus, ia melanjutkan pendidikannya di sekolah menengah pertama negeri di Yogyakarta dan kemudian di SMAN 3 Yogyakarta. Setelah menyelesaikan SMA, Kardono memilih melanjutkan pendidikan di Sekolah Tinggi Teknik Jurusan Geodesi di Bandung, Jawa Barat.

Di tengah masa kuliahnya, Kardono merasa terpanggil untuk bergabung dengan Tentara Pelajar pada tahun 1951. Ini adalah sebuah unit militer yang terdiri dari pelajar dan mahasiswa yang turut berperan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Setelah bergabung dengan Tentara Pelajar, Kardono melanjutkan pendidikannya di Sekolah Penerbang Lanjutan di Bandung. Untuk meningkatkan karirnya di TNI AU (Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara), ia juga mengikuti Sekolah Ilmu Siasat VIII, Sekolah Dasar Perwira, dan Seskoau. Marsdya (Purn) Kardono memulai karir militernya melalui Tentara Pelajar pada tahun 1951.

Setahun setelah itu, ia menjadi Letnan Muda Udara. Selanjutnya, Kardono menjabat beberapa posisi strategis di TNI AU, seperti Perwira Administrasi Wing Operasi 001 Halim Perdanakusuma, Dan Lanuma Palembang, Pangkorud I Sumatera, Pangkorud V Jakarta, Danjen Dodik, dan Pangkodau IV Surabaya.

Kardono terkenal dekat dengan Presiden Soeharto karena mereka lahir di desa yang sama. Kardono juga pernah ditugaskan di luar organisasi TNI, yaitu sebagai Dirjen Perhubungan Udara (1972-1972) dan Anggota MPR (1976-1978).

Pada tahun 1979, Kardono menjadi orang dekat Presiden Soeharto setelah diangkat sebagai Sekretaris Militer Presiden (Sesmilpres). Ia menjabat posisi tersebut selama 10 tahun hingga digantikan oleh Mayjen TNI (Purn) Syaukat Banjaransari.

Editor : Sazili Mustofa

Follow Berita iNews Toraja di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut