get app
inews
Aa Read Next : Personil Dit Intelkam Polda Sulsel ajak warga Ponpes Buriko  Wajo jaga Kamtibmas pasca Pemilu

Harga Beras di Sejumlah Pasar Tradisonal Sulsel Tetap Stabil

Kamis, 29 Februari 2024 | 19:34 WIB
header img
Suasana Pedagang Beras Dipasar Tradisional Pa'baeng-baeng Makassar. ( Dok.Istimewa)

MAKASSAR -- Sejumlah pedagang pasar tradisional di Sulsel mengaku harga beras naik merupakan siklus tahunan jelang masa panen. Tidak ada kenaikan berlebih yang harus dikhawatirkan.

Berdasarkan pantauan pada sejumlah pasar tradisonal di Makassar, kenaikan yang terjadi hanya selisih sedikit dari harga normal seperti biasanya. Bahkan ada beberapa pedagang yang masih menjual sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) dari pemerintah.

Di Pasar Pa'baeng-Baeng misalnya, salah satu pedagang, Sarina mengaku harga beras yang dijualnya terbilang normal, berkisar mulai dari Rp11 ribu sampai dengan Rp12 ribu untuk yang medium.

Ia mengaku harga tersebut sudah bertahan dalam kurung waktu sekitar sebulan. Kendati ada kenaikan dari harga sesuai HET Rp10.900 per kg, menurut dia, situasi tersebut wajar jelang memasuki musim panen. Ia meyakini, tidak lama lagi harga akan normal kembali. "Tidak naik mi ini, tunggu mami turun karena bulan depan itu adami panen. Kalau normal dulu memang Rp10 ribu lebih, nah satu bulan terakhir karena menunggu musim panen jadinya naik kurang dari Rp12 ribu," ujarnya, Kamis, 29 Februari.

Menurut Sarina, harga beras yang dijajakan di Pasar Pa'baeng-Baeng secara umum bervariasi. Tidak sedikit juga yang masih menjualnya sesuai dengan HET.

Hanya saja, diakuinya bahwa hal itu akan sangat bergantung pada stok yang dimiliki para pedagang. Sebagaimana pedagang di Pasar Pa'baeng-Baeng selama ini menerima pasokan beras yang didistribusikan Bulog. Namun, terkadang sering belum bisa memenuhi banyaknya permintaan pembeli. "Biasanya kami menerima sampai 2 ton, tapi nda cukup karena banyak memang pembeli," ucapnya.

Demikian juga diungkapkan pedagang di Psar Kalimbu Makassar. Mereka beranggapan bahwa kenaikan yang terjadi sebenarnya normal menjelang memasuki musim panen. Haji Fad Rauf, salah seorang pedagang beras di pasar tersebut, mengaku kenaikan yang terjadi normal bagi para pedagang. Begitupun dengan para pembelinya. "Jadi memang ini biasa kalau mau masuk musim panen. Harga ada kenaikan tapi sedikit," ujarnya.

Menurut pedagang beras yang sudah berjualan sejak era Presiden Soeharto itu, kestabilan harga beras sebenarnya sangat bergantung pada hasil panen para petani. Jika berlebih, menurut dia, maka harga akan normal. Nah, kata dia, saat ini semua pedagang tahu kalau kondisi petani belum panen. Sehingga mereka sangat bergantung pada distribusi beras dari Bulog. "Kalau saya sendiri harganya normal, karena saya ambil dari petani di Sidrap langsung. Ada kenaikan memang tapi tidak banyak, karena kita tahu petani baru panen nanti bulan 3-4," jelasnya.

Warga Makassar, Hasfiah mengaku tidak tahu kalau ada kenaikan harga beras. Sejauh ini ia tetap membeli seperti harga biasa. "Nda tau kalau ada kenaikan, karena di langgananku di Pasar Pannampu harga seperti biasaji Rp11 ribu per kilo," tutur warga Kelurahan Buloa, Kecamatan Tallo itu.

Di kesempatan berbeda, Pimpinan Wilayah Perum Bulog Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar) Muhammad Imron Rosyidi mengaku, adanya kenaikan beras memang disebabkan kondisi petani belum memasuki masa panen. Masa panen petani, kata dia, diprediksi nanti mulai April 2024. Di sisi lain, permintaan kebutuhan beras terus meningkat.

Meski begitu, Imron memastikan stok beras di wilayah Sulselbar aman dalam enam bulan ke depan. Saat ini pun dari Bulog sedang berlangsung penyaluran alokasi Februari 2024. “Saat ini sedang disalurkan alokasi Februari 2024,” tuturnya kepada wartawan.

Untuk menjaga harga tetap stabil, kata Imron, Bulog bekerja sama dengan Pemkot dan Pemkab, serta dinas terkait untuk melakukan gerakan pasar murah. Termasuk kesiapan untuk bulan suci Ramadan dan Hari Raya Idulfitri 2024. Bulog juga mengisi pasar pengecer arau pedagang, Rumah Pangan Kita (RPK), dan ritel modern untuk menyalurkan atau menjual beras SPHP.

Saat ini Bulog Sulselbar miliki stok kurang lebih 80 ribu ton. Terpantau semua pihak dari pemerintah saat ini sama-sama berupaya untuk menjaga terkendalinya pangan menjelang momentum bulan suci Ramadan. Salah satunya yaitu Polri melalui Satgas Pangan yang mereka miliki. Tim Satgas Pangan Wilayah Sulsel, Kamis, 28 Februari, melakukan kunjungan di Gudang Bulog Modern (GBM) Panaikang Makassar dalam rangka mengecek stok beras yang ada di Bulog maupun di Retail beras di pasar untuk menjaga stabilisasi harga.

Dalam kunjungan itu, Tim Satgas yang dipimpin Kombes Pol Edi Sudianto  didampingi Wakapimwil Perum Bulog Sulselbar, Kasubdit 1 Kompol Jufri Natsir,  Kanit 3 Subdit 1 AKP Jabbar, Panit 3 Subdit 1 AKP Agus, SE, Picab Bulog Panaikang Makassar Ibu Karmila Para Kabid Perum Bulog Sulselbar dan Kagud GBM Panaikang Makassar Rustam Efendi.

Tim Satgas melakukan pengecekan stok beras di gudang dan melakukan koordinasi serta memberikan arahan kepada Perum Bulog Panaikang untuk menjaga stabilisasi harga menjelang bulan suci Ramadhan.

Tidak hanya di Makassar, setelah mengunjungi GBM Panaikan Makassar, Tim Satgas Pangan Mabes Polri lanjut melakukan kunjungan ke Gudang beras Mitra Bulog di Kabupaten Gowa.

Editor : Jufri Tonapa

Follow Berita iNews Toraja di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut