Logo Network
Network

Miris Luput dari Perhatian! Dinding Papan dan Lantai Tanah jadi Tempat Menuntut Ilmu di Tana Toraja

Tim iNews Id
.
Senin, 18 Juli 2022 | 14:55 WIB
Miris Luput dari Perhatian! Dinding Papan dan Lantai Tanah jadi Tempat Menuntut Ilmu di Tana Toraja
Bangunan swadaya masyarakat di Dusun Sandana, Lembang Sandana, Kecamatan Bittuang, Tana Toraja yang menjadi tempat anak-anak menuntut ilmu(Dok. Januari 2022). Foto: Sangnginaa Project/iNews Toraja

SANGTORAYAN, iNews.id - Pendidikan adalah sesuatu hal yang penting untuk kemajuan suatu bangsa, namun pendidikan juga sering kali disepelekan. 

Redaksi iNews Toraja mengajak anda untuk mengetahui bagaimana pendidikan dipelosok Tana Toraja, Sulawesi Selatan.

Saat ini di Tana Toraja, tepatnya di Dusun Sandana, Lembang Sandana, Kecamatan Bittuang, puluhan anak terpaksa harus menuntut ilmu ditengah keterbatasan. 

Bangunan berdinding papan dan berlantai tanah sudah sejak tahun 2012 hingga tahun 2021 menjadi tempat puluhan siswa belajar. 


Bangunan tempat anak-anak di Dusun Sandana dan Kalimbuang menuntut ilmu yang sangat memprihatinkan (Dok. Januari 2022). Foto: Sangnginaa Project/iNews Toraja


Terhalang Sungai Pendidikan Tak Terhenti dan Belajar di Gereja

Kerinduan untuk menyekolakan anak membuat masyarakat di Dusun Sandana dan Kalembang tak putus asa.

Meski anak-anak mereka terhalang sungai mawa' yang ada di Lembang Sandana, namun keinginan dari untuk melihat anak-anak mereka bersekolah tak pernah padam.

Dengan jumlah populasi penduduk kurang lebih 500 jiwa dari 130 kepala keluarga, Dusun Sandana ada 69 KK dan Kalembang 61 KK, maka dibangunlah tempat untuk belajar mengajar tahun 2012. 

"Awalnya banyak pemikiran masuk dimasyarakat, karena anak kecil kalau mau ke sekolah induk di SDN 118 Sandana itu harus menyeberang sungai, hingga dalam musyawarah kami sepakat untuk disekolahkan awalnya di gereja saja dulu, sampai kelas tiga," tutur Yohanis Sambu, Kelapa Lembang Sandana kepada iNews Toraja, Senin (18/7/2022).  

Selang waktu masyarakat berpikir untuk membangun tempat yang layak untuk para anak-anak mereka mengenyam pendidikan. Di tahun 2012 dibangunlah sementara tempat untuk para siswa menimba ilmu dari hasil swadaya masyarakat sekitar. 

"Akhirnya atas kesepakatan dibangunlah tempat itu, masyarakat bawah papan, dan bahan lainnya, sehingga itu murni dari swadaya masyarakat tahun 2012," singkat Yohanis. 

Bangunan tersebut saat ini ditempati 28 Siswa yang terdiri dari kelas satu, dua, dan tiga.
Para anak-anak di Dusun Sandana dan Kalimbuang menuntut ilmu ditengah keterbatasan dan kondisi yang sangat memprihatinkan berdinding papan dan berlantai tanah (Dok. Januari 2022). Foto: Sangnginaa Project/iNews Toraja

Dari Airmata Hingga Mirip 'Kandang Kerbau'

"Saya menangis melihat istri saya dan anak-anak itu harus belajar dengan kondisi yang sangat tidak layak, anak-anak biasa bilang sekolah saya ini kandang kerbau," itulah ungkapan dari Yohanis saat menceritakan tempat yang saat ini masih menjadi tumpuan para orangtua melihat anaknya mengenyam pendidikan yang ada di Dusun Sandana dan Kalimbuang itu. 

Terkadang ia airmatanya berlinang, melihat anak-anak dikampungnya harus berjuang melewati sungai dengan bertarung nyawa untuk sampai di sekolah SDN 118 Sandana.

Bangunan hasil swadaya masyarakat akhirnya rampung dan digunakan selama hampir kurang lebih sepuluh tahun lamanya ditempati siswa, yang diajar oleh dua orang guru yakni Sarce Patarru, Mince Rattelain.

Para anak-anak di Dusun Sandana dan Kalimbuang menuntut ilmu ditengah keterbatasan dan kondisi yang sangat memprihatinkan berdinding papan dan berlantai tanah (Dok. Januari 2022). Foto: Sangnginaa Project/iNews Toraja

"Saya biasa menangis, melihat istri dan anak-anak belajar dengan kondisi situasi ruangan yang tidak layak dan sangat memprihatinkan itu," kata Yonahis. 

Hingga siswa sempat berkata sekolah kami seperti kandang kerbau, kata sindiran yang selalu menjadi impian setiap di pelosok negeri itu siswa untuk bisa mendapat sarana dan prasarana seperti anak di Kota lainnya. 

Bahkan dalam benak Yohanis bangunan yang mereka bangun itu dapat terdaftar di Dinas Pendidikan Tana Toraja sebagai Kelas Jauh dari Sekolah Induk SDN 118 Sandana, meski sudah beberapa kali menghadap di Dinas Pendidikan Tana Toraja menyampaikan kondisi bangunan tersebut berharap mendapat belas asih dari Pemerintah.

"Hingga saat ini kami sangat mengharapkan agar dapat terdaftar di Dinas Pendidikan sebagai Kelas Jauh dari Sekolah Induk," harap Yohanis. 


Sangnginaa Project Menggores Perubahan di Pelosok Negeri 
 

Pertengahan Januari 2022, Sangnginaa Project komunitas yang bergerak untuk pendidikan di pelosok Toraja.

Oranisasi ini beranggotakan kurang lebih 20an anak-anak muda Toraja, mereka melakukan kegiatan program mengajar kepada anak-anak di Sandana pada 17-20 Januari 2022 lalu. 

"Kami melakukan program Sangnginaa Mengajar ini, dengan tujuan memotivasi kepada organisasi lain untuk berbagi ilmu ke pelosok negeri di Toraja yang kepada adik-adik kita membutuhkan," kata Gerarda Paliling, Founder Sangnginaa Project saat diwawancarai iNews Toraja, Senin (18/7/2022). 

Kegiatan Sangnginaa Project, Sangnginaa Mengajar 17-20 Januari 2022 (Dok. Januari 2022). Foto: Sangnginaa Project/iNews Toraja

Yohanis Sambu, Kepala Lembang Sandana sangan mengapresiasi kegiatan tersebut dan berterima kasih. 

"Saya sangat berterimah kasih adik-adik sudah datang mengajar ke tempat kami, meski dengan keadaan yang sangat tidak layak untuk ditempati proses belajar mengajar," kata Yohanis.

Dalam benak Yohanis tersirat kelak bangunan yang mereka impikan menjadi kelas jauh yang layak dapat terwujud.

"Puji Tuhan, sejak mereka datang mengajar dan kembali pulang, akhirnya kami bisa melantai bangunan itu karena beberapa bantuan dari dermawan pada maret 2022 kemarin," ungkapnya.

Editor : Jufri Tonapa

Follow Berita iNews Toraja di Google News

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.