Khawatir dengan kondisi itu, ia lantas melapor ke Dinas Terkait.
"Awalnya cuma dua ekor, tapi semakin kesini semua kerbau alami gejala yang sama. Saya panik dan langsung lapor Dinas Pertanian," ucapnya.
"Kalau rugi sudah pasti, puluhan juta, karena penjualan kerbau batal," ungkapnya.
Kerbau milik Herman di beli dari Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Di Toraja, kerbau ia jual mulai dari harga Rp9 juta sampai Rp30 juta.
Herman juga mengaku sudah pasrah dengan kondisi tersebut, dan berharap kerbau miliknya tidak positif PMK.
"Kemarin sudah disuntik petugas. Sekarang sudah mulai nafsu makan, luka mulai mengering, dan leleran hidung sudah berkurang," ujarnya.
Diketahui, 17 ekor kerbau Herman juga sudah diambil sampel darah dan swab.
Pengambilan sampel darah dan swab dilakukan oleh Tim Balai Besar Veteriner (BBV) Maros.
Sampel darah kerbau selanjutnya akan di bawah ke BBV Maros untuk di uji laboratorium.
Kemungkinan hasil uji laboratorium tersebut keluar pada Jumat (8/7/2022) mendatang.
Editor : Jufri Tonapa
Artikel Terkait