SANGTORAYAN, iNews.id - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo Bakal Calon Presiden 2024 menerima kunjungan Masyarakat Toraja di Mess Pemda Jawa Tengah, Jakarta Selatan, Sabtu kemarin (18/6/2022).
Pertemuan yang difasilitasi oleh Jacobus Kamarlo Mayong Padang atau akrab disapa Bung Kobu’ dan David Allorerung sebagai juru bicara memperkenalkan teman-teman dari Toraja satu persatu.
“Pak Ganjar kami dari komunitas orang Toraja punya kerinduan bagaimana negara ini ke depan, sejarah mencatat bahwa Toraja satu-satunya daerah yang tidak berhasil dikuasai oleh gerombolan dan terjadi dua kali yaitu tahun 1953 dan 1958 yaitu DI/TII dan Andi Sose,” tutur David Allorerung mengawali pembicaraan.
David mengatakan orang Toraja itu betul-betul NKRI, karena solidaritasnya berakibat kuatnya persatuan dan kesatuan.
"salah satu contoh di Sulawesi Selatan yang maju jadi gubernur ataupun jadi Walikota di Makassar pasti menang, terbukti sudah empat periode orang Toraja selalu jadi penentu kemenangan," tambah David Allorerung saat itu.
Ia juga mengatakan komunitas orang Toraja termasuk pionir-pionir beberapa wilayah di Papua yang biasa masuk ke pelosok-pelosok jadi guru, perawat, bahkan jadi dokter. Sampai sekarang, mereka terdepan, terakhir ini banyak yang menjadi korban dari KKB, begitu pun juga di Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, apalagi Jakarta.
Pada pilpres tahun 2019 di Tana Toraja 92 persen dan Toraja Utara 95 mendukung Joko Widodo karena sensitifitas masalah Bhineka Tunggal Ika, namun Toraja dalam tanda kutif agak terbelakang masalah parawisata.
"Dulu sebelum bom Bali tujuan wisata nomor dua itu Toraja dan itu tercatat dimanana-mana namun sayang Toraja tidak pernah masuk dalam kategori tujuan destinasi wisata di Indonesia, padahal tinggal dipoles sedikit saja dan pasar di luar sana mengakui tapi persoalan aksesibilitas," sambung David.
Ganjar Pranowo saat menerima kunjungan Masyarakat Toraja. Foto: Istimewa
Bersyukur presiden RI yang ke 7 Joko Widodo membangun Bandara Buntu Kuni di Tana Toraja, namun baru pesawat jenis ATR yg bisa mendarat.
"kami bayangkan kalau Ibu Kota Nusantara ( IKN ) jadi jadi Kalimantan maka Toraja termasuk lokasi yang paling strategis baik dalam pengembangan pertahanan Nasional maupun dalam pengembangan parawitasa nantinya, itu kira-kira gambaran orang Toraja sebenarnya dimana dan tahapan-tahapan kedepan untuk pengembangan wilayah," tutup David.
Disela-sela perbincangan, Ganjar Pranowo yang dikenal masuk dalam tiga besar elektabilitas survei calon presiden 2024, sempat mempertanyakan tentang jumlah kabupaten dalam Kesukuan Toraja.
"Toraja itu dalam Kesukuan terdiri dari berapa kabupaten?,” tanya Ganjar.
“Suku Toraja itu dipecah-pecah zaman Belanda, dan sekarang terdiri dari beberapa kabupaten mulai dari kabupaten Mamasa, Kabupaten Enrekang, Tana Toraja, Toraja Utara, termasuk di Luwu sudah empat kabupaten yaitu kota Palopo, kabupaten Luwu, Luwu Utara, dan Luwu Timur, itu adalah masuk wilayah suku Toraja,” jelas David.
Dalam perbincangan tersebut teman Ganjar Pranowo, Charles sempat menyela, mengenang bagaimana nostalgia zaman dulu bersama Ganjar Pranowo saat berkunjung ke Makassar.
"Kalau Pak Ganjar ini jadi presiden nanti, beliaulah presiden pertama yang sempat menjadi sopir saya,” canda Charles, Ketua DPD PDIP Sulbar sambil mengenang saat mencari mie titi di Makassar bersama ganjar.
Sejak dulu Ganjar ingin sekali berkunjung ke Toraja tapi belum kesampaian sampai sekarang, berbagi ilmu tentang bagaimana memajukan wisata.
"Kalau bercanda sih, bila parawisata tidak maju bupatinya ngapain aja ya?,” tutur Ganjar yang punya berciri khas rambut putihnya itu.
Ganjar Pranowo saat bercanda ringan bersama Brent Litha, seorang pengusaha outobus Litha & Co asal Toraja. Foto: Istimewa
Ganjar Pranowo juga sempat bercanda ringan bersama Brent Litha, seorang pengusaha outobus Litha & Co dan pengeksport Kopi Toraja.
“Minum Kopi Toraja agak keras, biasanya bikin rambut putih dan terkadang merontokkan rambut,” canda Brent Litha, perbincangan tersebut berlangsung sekitar setengah jam dilewati banyak canda tawa, dan diakhiri dengan foto bersama.
Editor : Jufri Tonapa